Skip to main content
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

oleh : Laras Ambar Sari, M.Psi., Psikolog, Sherly Meidya Ova, M.Psi., Psikolog, Cahyaning Bawono

Narkoba adalah masalah besar yang sampai saat ini masih kita hadapi dan perangi keberadaannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) prevalensi pengguna narkoba di Indonesia pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2019 meningkat sebesar 0.15 persen, sehingga menjadi 1,95 persen atau 3,66 jiwa. Hal ini menjadi bukti nyata peningkatan pengguna narkoba dari tahun ke tahun. Narkoba juga dapat menyerang siapa saja, mulai dari rentang usia anak, remaja, dewasa hingga lansia. United Nations Office on Drug Crimes (UNODC) (2018) menyatakan bahwa remaja merupakan kalangan yang paling rentan terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut dikarenakan remaja sedang dalam masa pencarian jati diri dan memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi. Dalam proses pencarian jati diri tersebut seringkali membuat remaja terjerumus pada hal-hal yang negatif termasuk penyalahgunaan narkoba.

Ismiati dkk (2021) mengatakan bahwa hubungan baik antara orang tua dengan anak merupakan bagian penting bagi remaja dalam menghadapi masa transisinya dari anak-anak ke masa dewasa, untuk menemukan jati dirinya sesuai dengan norma-norma yang ada dan jauh dari perilaku menyimpang seperti terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Namun apa yang terjadi jika orang tua yang seharusnya menjadi tameng utama untuk melindungi anak dari penyimpangan tersebut malah menjadi pelaku utama dari penyalahgunaan narkoba? Tentunya hal ini memberikan dampak negatif bagi anak. Orang tua yang menyalahgunakan narkoba cenderung memiliki anak yang lebih beresiko menyalahgunakan narkoba pula (Gurning dkk, 2019). Hal ini dikarenakan penggunaan narkoba oleh orang tua dapat dipandang sebagai aktivitas normal bagi mereka.

Melalui penelitian berjudul “The Impact Of Parental Substance Abuse On Children”, Dandona (2016) menjelaskan dampak yang ditimbulkan pada anak dari orang tua yang menyalahgunakan narkoba, antara lain sebagai berikut:

Penelantaran
Meskipun orang tua yang menyalahgunakan narkoba berusaha untuk memenuhi kebutuhan anakanak mereka, biaya keuangan dari penggunaan narkoba dapat mencegah mereka dari pemenuhan kebutuhan yang stabil untuk anak-anak mereka. Terlebih ketika orang tua berada di bawah pengaruh obat-obatan, mereka tidak dapat menanggapi kebutuhan emosional dan fisik anak secara optimal. Hal ini dapat menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak memburuk. Pada akhirnya, hubungan yang buruk ini dapat mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak.

Peningkatan Resiko Penyalahgunaan Zat
Ketika anak-anak tumbuh dengan orang tua yang menyalahgunakan narkoba, mereka sendiri berisiko lebih tinggi menjadi pecandu. Peningkatan risiko penyalahgunaan zat ini berasal dari stres lingkungan terkait hidup dengan orang tua yang menggunakan narkoba. Anak akan beranggapan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah hal yang wajar. Selain itu, kecanduan narkoba memiliki komponen genetik, yang berarti bahwa beberapa anak dari orang tua pecandu narkoba dapat terlahir dengan kecenderungan tersebut.

Keadaan Keluarga yang Tidak Stabil
Dalam beberapa kasus, anak dipaksa untuk memainkan peran dewasa seperti membersihkan rumah, memasak, dan merawat adik ketika mereka berusaha untuk mempertahankan struktur keluarga mereka. Efek penyalahgunaan narkoba juga dapat menyebabkan pola asuh yang tidak konsisten. Misalnya, orang tua yang kecanduan narkoba mengalami kesulitan mempertahankan aturan yang telah mereka buat yang dapat berkonsekuensi melanggar. Hal ini dapat menyebabkan anak kesulitan dalam berperilaku.

Perpisahan Orang Tua
Saat orang tua penyalahguna narkoba tertangkap atau dipenjara, anak akan berpisah dari orang tuanya. Selain itu tak jarang perceraian terjadi pada orang tua yang menyalahgunakan narkoba membuat anak kehilangan hak asuh yang mereka miliki. Hal ini akan membuat anak tidak merasakan kehadiran orang tua. Kurangnya perhatian dan kasih sayang pada anak akan menimbulkan perasaan cemas, bingung, resah, malu dan sedih. Anak akan mengalami gangguan emosional yang berujung pada kenakalan remaja dan narkoba. Dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan narkoba tidak hanya berdampak pada penggunanya, melainkan juga berdampak pada lingkungan sekitar. Pada kasus ini orang tua yang menyalahgunakan narkoba memberikan dampak negatif bagi anaknya. Mulai dari penelantaran, peningkatan resiko penyalahgunaan zat, keadaan keluarga yang tidak stabil dan perpisahan orang tua. Hal ini memunculkan berbagai gangguan mental pada anak yang bahkan dapat mengganggu kehidupan sosial serta masa depan anak sebagai penerus bangsa.

REFERENSI
Dandona, A. (2016). The impact of parental substance abuse on children. In Identifying, treating, and preventing childhood trauma in rural communities (pp. 30-42). IGI Global.Gurning, F. P., Nasution, F., & Eliska, E. (2019). Pendampingan Teman Sebaya Dan Peran Orang Tua: Dalam Mewujudkan Remaja Bebas Narkoba Dan Sehat Reproduksi Di Wilayah Pesisir Kabupaten Langkat.
Ismiati, I., & Mustaffa, J. (2021). POLA ASUH ORANG TUA PENGGUNA NARKOBA (STUDI TERHADAP REMAJA DALAM KONTEKS ACEH). Jurnal Al-Ijtimaiyyah, 7(2), 271- 286.
Savitri, Putu Indah. 2022. “BNN: Prevalensi Pengguna Narkoba di 2021 Meningkat Jadi 3,66 Juta Jiwa” Antara < https://m.antaranews.com/berita/2696421/bnn-prevalensi-pengguna narkoba-di-2021-meningkat-jadi-366-juta-jiwa > [diakses pada 12 Oktober 2022] United Nations Office on Drugs and Crime. (2018). World Drug Report 2018: Drugs and Age. Vienna: United Nations

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel